Jenis-Jenis Pondasi yang Umum Digunakan Pada Konstruksi Bangunan Rumah
Jenis pondasi rumah sangat memengaruhi ketahanan konstruksi bangunan rumah. Maka dari itu, memiliki bentuk pondasi yang tepat dan kokoh selalu menjadi tahapan awal dalam pembangunan rumah. Namun, sebelum memilih, perlu diketahui bahwa pondasi rumah ada beragam jenisnya. Nah, artikel ini akan membahas tentang jenis-jenis pondasi rumah yang sering digunakan. Berikut penjelasannya.
Apa itu Pondasi?
Pondasi adalah elemen krusial bagi sebuah bangunan atau rumah. Pemilihan pondasi saat membangun rumah atau bangunan akan dapat menjadi pembeda ketika bencana alam seperti gempa bumi terjadi.
Selain dapat melindungi bangunan atau rumah dari gempa bumi, mengenal jenis-jenis pondasi yang akan digunakan juga akan membantu proses pengerjaan, bahkan dari proses pembuatan pondasi itu sendiri. Mengapa demikian? Karena tiap pondasi memiliki karakteristik dan fungsinya masing-masing.
Jenis-Jenis Pondasi Rumah atau Bangunan
Tidak ada jenis pondasi yang paling tepat bagi sebuah bangunan. Jenis pondasi yang tepat adalah jenis pondasi yang sesuai dengan kondisi permukaan tanah, desain bangunan, jenis tanah, dan aspek geografisnya lainnya.
Karena sifatnya yang situasional, maka tidak mengherankan ada banyak sekali jenis pondasi rumah atau bangunan yang dapat Anda terapkan. Secara garis besar, ada dua jenis pondasi yang umum digunakan berdasarkan aspek geografis sebuah bangunan: jenis pondasi dangkal dan jenis pondasi dalam. Berikut adalah penjelasan kedua jenis pondasi tersebut.
Jenis Pondasi Rumah Dangkal
Pondasi dangkal biasanya disusun pada permukaan tanah dengan kedalaman kedalaman yang rendah, yakni hanya sekitar sepertiga dari total panjang pondasi dan kedalaman tanah maksimal sejauh 3 meter.
Pondasi tipe ini hanya cocok untuk daerah dengan permukaan tanah yang kuat. Berikut ini 10 jenis pondasi tipe dangkal yang dapat Anda simak penjelasannya:
1. Pondasi Tapak
Pondasi tapak atau pad foundation adalah jenis pondasi bangunan yang menggunakan struktur beton bertulang dengan ketebalan seragam, umumnya dipakai untuk mendukung titik beban tunggal pada bangunan rumah. Pondasi tapak berbeda dengan pondasi cakar ayam.
2. Pondasi Jalur
Selanjutnya ada pondasi jalur. Jenis pondasi rumah ini terkadang disebut sebagai strip foundation, umumnya digunakan pada bangunan yang memiliki susunan beban memanjang. Pondasi jalur dibuat dengan kolom trapesium (atau persegi) dari campuran pecahan batu dan cor tanpa tulang yang disusun dalam kolom memanjang.
3. Pondasi Rakit
Jenis pondasi rumah atau bangunan selanjutnya adalah pondasi rakit (raft foundation) yang digunakan pada bangunan dengan area luas. Fungsinya adalah membagi beban bangunan agar lebih menyebar. Detail pondasi dibuat dari plat beton besar yang dilengkapi kolom-kolom bergaris. Biasanya, pondasi rakit digunakan pada tanah lunak yang ketahanannya rendah serta memiliki tesktur yang lunak atau longgar.
4. Pondasi Sumuran
Berikutnya ada pondasi sumuran (cyclops beton) yang merupakan kombinasi prinsip pembuatan pondasi dangkal dan pondasi tiang pancang. Jenis pondasi satu ini memiliki bentuk bulat dan menggunakan beton berdiameter 60-80 cm. Pondasi sumuran biasanya diletakkan pada kedalaman 1-2 meter di dalam tanah. Setelah ditanam dalam tanah, barulah pondasi diisi dengan campuran cor beton dan batu kali yang ditambah elemen pembesian.
5. Pondasi Umpak
Kelebihan pondasi jenis ini terletak pada ketahanannya terhadap guncangan. Pondasi umpak memang memiliki mekanisme khusus yang dapat menyeimbangkan bangunan saat terjadi guncangan. Pemasangan pondasi umpak adalah pada permukaan tanah yang dipadatkan dan diikat dengan sloof (biasanya juga ditambah batu kali).
6. Pondasi Pelat Beton Lajur
Pelat beton lajur juga termasuk jenis-jenis beton rumah, yang dibuat dari beton bertulang dengan tingkat kepadatan tinggi. Dengan model berlajur, pondasi ini memiliki kekuatan yang baik dalam menahan beban. Kelebihan lain dari pondasi plat beton lajur adalah harganya yang relatif lebih terjangkau.
7. Pondasi Strauss pile
Terakhir ada pondasi Strauss pile. Pondasi ini dibuat dengan menggali dan mengebor tanah. Pengeboran pun dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Proses yang sulit ini membuat kedalaman Strauss pile terbatas, yakni sekitar 4-10 meter dengan diameter 20-30 cm saja.
8. Pondasi Setempat
Jenis pondasi rumah ini dipilih biasanya untuk mendukung beban titik-titik berat seperti kolom praktis atau tiang-tiang kayu pada rumah sederhana. Pondasi setempat sendiri memiliki beberapa jenis pondasinya sendiri seperti jenis pondasi umpak beton, umpak batu kali, dan plat setempat.
9. Pondasi Sarang Laba-Laba
Jenis pondasi rumah ini merupakan salah satu jenis pondasi konvensional. Pondasi ini merupakan gabungan antara sistem pondasi plat beton pipih dan sistem perbaikan tanah. Karena gabungan antara kedua sistem tersebut, jenis pondasi ini memanfatkan tanah sebagai struktur pondasi.
10. Pondasi Batu Kali
Pondasi satu ini merupakan salah jenis pondasi yang sering digunakan untuk mendukung bangunan yang memiliki beban struktur yang rendah seperti rumah. Jenis pondasi rumah ini merupakan pondasi yang terdiri dari berbagai jenis batu alam yang memiliki ukuran yang berbeda yang kemudian direkatkan dengan semen dan beton agar lebih kuat.
Pondasi batu kali memiliki karakteristik pembangunan yang tidak terlalu rumit. Selain itu, pembangunan pondasi ini juga relatif memakan biaya yang lebih sedikit dibandingkan jenis pondasi dangkal lainnya.
Jenis Pondasi Dalam
Selain 10 jenis pondasi rumah atau bangunan tipe dangkal, ada juga jenis-jenis pondasi tipe dalam yang merupakan jenis pondasi yang biasa digunakan membangun bangunan bertingkat. Berbeda dengan jenis pondasi dangkal, pondasi dalam umumnya memiliki pondasi ini umumnya memiliki kedalaman pondasi yang lebih dalam. Hal ini ditujukan agar beban struktur sebuah bangunan tidak akan terlalu mempengaruhi daya dukung pondasinya.
Oleh karena itu, jenis pondasi dalam biasanya digunakan pada permukaan tanah yang tidak terlalu kokoh. Berikut adalah jenis pondasi tipe dalam yang sering digunakan dalam pembangunan rumah:
1. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi rumah tiang pancang umumnya digunakan di lapisan tanah yang memiliki daya dukung tanah atau bearing capacity yang rendah sehingga tidak cukup untuk memikul berat bangunan di atasnya.
Harga pondasi tiang pancang cukup mahal. Tetapi, jika melihat kekuatan bahannya yang kokoh, maka akan setimpal dengan biaya yang dikeluarkan.
Pondasi rumah tiang pancang terbuat dari beton yang langsung ditancapkan ke tanah. Umumnya, pondasi tiang pancang diaplikasikan pada tanah dengan kandungan air tinggi seperti tanah rawa. Material yang digunakan untuk pondasi rumah tiang pancang adalah kayu besi, baja, hingga beton bertulang. Fungsi dari beton-beton yang ditancapkan ke tanah adalah untuk memindahkan beban dari bangunan di atas ke lapisan tanah keras yang letaknya lebih dalam daripada permukaan tanah pondasi.
2. Pondasi Piers
Pondasi Piers bekerja dengan meneruskan beban berat struktural pada sebuah galian tanah. Pada jenis-jenis pondasi bangunan ini, struktur pondasi dipasang dengan menggali tanah. Pondasi kemudian dipasang pada galian tanah tersebut.
Pondasi bangunan ini dibuat dari beton jenis precast berbentuk persegi panjang dalam berbagai ukuran. Namun, terkadang ada juga pondasi Piers yang berbentuk bulat.
3. Pondasi Caissons atau Bore Pile
Terakhir ada pondasi Caissons atau pondasi bore pile. Untuk merancang pondasi bangunan ini diperlukan pengeboran atau pengerukan tanah, baik dengan metode manual atau terkadang hidrolis. Barulah kemudian pondasi beton dipasang dengan dicor pada galian tanah.
Kelebihan dari penggunaan pondasi bore pile adalah tidak bising saat pemasangan sedang dilakukan. Selain itu, penggunaan pondasi bore pile juga tidak akan mengalami pergeseran, meskipun pada struktur tanah yang bergelombang.
4. Pondasi Basement
Seperti namanya, pondasi ini dibuat untuk menahan beban bangunan (basement) dengan baik. Untuk memasang pondasi jenis ini harus dilakukan dengan penggalian terbuka.
Terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi berbeda sehingga dapat mendistribusikan beban secara sempurna.
5. Pondasi Cakar Ayam
Jenis pondasi dalam terakhir adalah jenis pondasi kebanggaan orang Indonesia: pondasi cakar ayam. Mengapa demikian? Karena, pondasi cakar ayam adalah buah pemikiran professor asal Indonesia.
Sesuai namanya, pondasi cakar ayam ini memiliki strukur di kakinya yang menyerupai kaki ayam. Kaki-kaki ayam tersebut sebenarnya adalah pipa yang ‘mencakar’ tanah bagian bawah sebuah pelat.
Dengan desainnya yang ‘mencakar’ tanah, pondasi cakar ayam ini dapat digunakan dalam berbagai kondisi tanah. Menurut sejarahnya sendiri, jenis pondasi ini dahulu digunakan ketika PLN ingin membangun 7 menara listrik di daerah rawa. Karena daerah rawa adalah daerah terburuk untuk membangun bangunan dengan beban yang begitu besar, PLN kala itu harus mencari jalan keluar, dan pondasi ini lahir dari proses tersebut.
Lalu, apakah pondasi ini cocok untuk sebuah rumah? Untuk sebuah rumah, pondasi cakar ayam masih bsia digunakan untuk membangun rumah. Hanya saja, karena kekuatannya, ada baiknya Anda menggunakannya unttuk membangun rumah jenis tertenu, misalnya rumah 2 lantai, atau rumah-rumah megah lainnya.
Dengan menggunakan pondasi cakar ayam sebagai pondasi sebuah rumah, sudah dijamin Anda akan mendapatkan sebuah rumah yang kuat dan tahan dari berbagai serangan alam.
Jenis Pondasi Lainnya
Selain pondasi dalam dan dangkal, terdapat juga pondasi lainnya yang bisa Anda jadikan acuan untuk membangun rumah yaitu, pondasi rumah dengan rubanah full and daylight, pondasi rumah crawlspace, pondasi rumah pelat beton, dan pondasi rumah kayu. Berikut adalah penjelasan masing-masing pondasi tersebut.
Pondasi Rumah dengan Rubanah Full and Daylight
Pondasi rumah dengan rubanah terdiri dari dua jenis, yaitu full dan daylight. Rubanah full adalah ruang yang berada di bawah tanah dengan atau tanpa jendela.
Sedangkan rubanah daylight adalah ruang di bawah tanah yang masih terkena sinar matahari secara langsung dengan beberapa dinding di bawah tanah dan sebagian di atas tanah. Jenis rubanah daylight biasanya dimanfaatkan di daerah lereng yang mempunyai kontur tanah berbukit-bukit. Bahan dari bangunan pondasi jenis ini sama seperti jenis lainnya, seperti bisa menggunakan pelat besi, beton dan bahan lainnya.
Pondasi Rumah Crawlspace
Jenis pondasi rumah Crawlspace ini menggunakan bahan beton dalam membangun dinding pondasi yang pendek. Melalui penggunaan pondasi rumah ini, akan terbentuk ruang pemisah antara bangunan tanah dan rumah.
Sehingga memberikan keuntungan bagi rumah terlindung dari bencana banjir dan bencana lainnya. Ruang kosong antara tanah dan bangunan dapat dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan, saluran air dan listrik, dan tungku bagi negara yang memiliki empat musim.
Pondasi Rumah Pelat Beton (Concrete Slab Foundations)
Pondasi pelat beton atau umumnya dikenal dengan pondasi monolitik atau mono slab, mempunyai kelebihan sebagai pondasi yang murah dan lebih cepat untuk dibangun. Untuk proses instalasi pondasi pelat beton ini terbilang cukup sederhana. Balok beton dipasang sedalam dua kaki di sekeliling pelat dan jaring kawat serta batang penguat bajha dipasang di beton.
Akan tetapi, dikarenakan saluran pembuangan dan pipa drainase dipasang sebelum beton dikeluarkan, dan jika terdapat masalah limbah atau pipa ledeng, Anda harus memotong lempengan untuk mengakses pipa yang bermasalah.
Pondasi Rumah Kayu
Pondasi rumah kayu umumnya digunakan untuk pembangunan rumah-rumah tradisional. Akan tetapi, tidak berarti saat ini tidak ada rumah yang menggunakan kayu sebagai pondasi rumah.
Sebelum proses pembangunannya, bahan kayu diawetkan dengan mencampurkan bahan khusus alami ataupun kimia untuk memperkuat dan memperpanjang usia kayu dari pelapukan.
Kesimpulan
Itulah dia penjelasan tentang jenis-jenis pondasi rumah atau bangunan yang dapat Anda jadikan referensi. Sekarang Anda sudah bisa menentukan jenis pondasi yang Anda butuhkan.
Yang harus dipahami adalah tidak ada jenis pondasi yang dapat digunakan dalam setiap kondisi. Pemilihan jenis pondasi haruslah didasarkan pada situasi geografis dan desain rumah atau bangunan Anda. Struktur bangunan, daya dukung tanah, serta kondisi permukaan tanah akan mempengaruhi jenis pondasi rumah atau bangunan yang bisa Anda gunakan.
Jenis-jenis pondasi untuk rumah ternyata sangat beragam. Masing-masing pun memiliki kelebihan dan kekurangan serta tergantung dengan jenis batu untuk pondasi rumah. Anda tinggal menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi.
Sumber : Klopmart